­

-Cinta Kue Cubit- (Basah-Basah Mendesah)

Sabtu, Oktober 24, 2015


Masih dalam membekas di hati Stela tentang pria yg dulu pernah menjadi orang yang paling bisa diandalkanya, pria itu adalah tujuan Stela untuk hijrah dari kota besar ke daerah yang jauh dari gemerlapnya kehidupan malam.

Pria itu juga yang mengajarkan Stela tentang pentingnya agama, karna sebelumnya Stela sempat terjebak dalam kehidupan liar Ibu Kota, memang sepenggal kisah masa lalu Stela terlalu vulgar untuk di ceritakan.

Kisah yang memilukan dari setiap wanita di dunia Malam, Stela sempat bertemu sebelumnya dengan Pria kampung bernama Kayne East yang beprofesi sebagai penjual kue cubit profesional di depan kostan mewah Stela, Kayne (read: ikin) adalah pria baik dan jujur yang juga taat beribadah, setiap hari dia ada di masjid karna emang dia jualan di depan situ.

Ikin Awalnya kurang suka melihat Stela karna cara berpakaiannya yang dianggap kurang pantas saat keluar kostannya untuk beli dagangan Ikin, Stela sering keluar dengan daster tipis dan memakai sepatu katak sebagai alas kakinya.

Awalnya Stela merasa biasa - Biasa saja setiap ketemu Ikin, tapi Ikinnya selalu gelisah setiap kali Stela meniup – niup kuping ikin dari belakang, singkat cerita akhirnya mereka semakin akrab setelah beberapa kali ketemu, dan Stela sering bercerita tentang susahnya ngedance kalo pakai sepatu katak.

Stelapun sering mendengarkan curhatan ikin tentang susahnya dagangan belakangan ini dan menyebutkan bahwa Stela adalah pelanggan setia ikin, Ikin sering menasehati Stela tentang kebiasaan Stela clubing hampir setiap malam, Stela awalnya kurang suka namun lama kelamaan Stela mulai mendegar nasehat ikin, dia mulai jarang clubing malam dan sering berangkat pagi – pagi.

Ada sedikit getaran cinta diantara mereka setelah sering berduaan dan cerita tentang problem masing - Masing, Ikin adalah type pendengar setia sedangkan Stela bicara tanpa henti, Ikin yang hanya sebagai penjual kue cubit tidak bisa membalas tatapan mata Stela yang dianggap berbeda strata sosialnya setiap mereka berdua sedang bertukar cerita.

Saat Stela mulai terlalu jauh menceritakan aibnya maka Ikin dengan senang hati menyelipkan nasehat – nasehat ke diri Stela dengan harapan agar dia bisa berubah, hingga Stela menceritakan dosa terbesar dalam hidupnya, dan ikin mendegarkan dengan seksama, Stela, "kin, aku mungkin udah terlalu hina dimata orang lain, tapi kenapa kamu mau deket - deket sama aku dan mau mendegarkan curhat aku?”, Ikin, " buat aku semua manusia itu sama dimata Tuhan, baik, buruk, suci, berdosa itu sama - sama manusia, dan mereka cuma tersesat arah hidup, Tuhan menciptakan manusia untuk menjalani hidup denga petunjuk - petunjuk dari -Nya, namun terkadang manusia mudah tersesat oleh Nafsu mereka”

Stela, "Tapi aku sudah terlalu jauh tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpamu butiran upil kin, Aku merasa diri aku ini udah hina banget, dosa apapun sudah aku lakukan, aku merasa gak akan bisa di beri ampunan, aku tersesat", Ikin, "Stela, kamu hanya tersesat, dan kamu tau apa jalan keluar kamu? berjalan majulah, ikuti kata hati kamu untuk berubah, jangan melihat kebelakang, pejamkan matamu, percayakan dirimua pada Tuhan, biarkan dia membimbingmu, hanya hatimu dan Tuhan yg bisa bantu”

Ikin mulai memberikan pengarahan - pengarahan agama pada Stela, dengan harapan Stela akan terbebas dari kehidupan malam, Stela, " Kamu sih enak gak berdosa, sedangkan aku?, hampir tiap malam bikin dosa" , Ikin, " aku bedosa kok, tiap hari aku nyubitin kue, kasihan kan mereka tiap hari dicubitin" canda ikin yang garingnya minta ampun, Stela gak ketawa denger ikin becanda, karna memang itu candaan paling garing yang pernah di denger Stela, suer.

Stela dan ikin semakin akrab dan tanpa sadar mereka sudah saling jatuh cinta satu sama lain, rasa seperti ini tidak bisa digambarkan, Ikin yang hanya penjual kue cubit tidak berani menyampaikan perasaannya pada Stela yang notabene lebih berkelas.

Stela sedikit demi sedikit memperlihatkan perubahan pada hidupnya, dia sudah mulai bekerja halal dan meninggalkan dunia malam, Stela kini bekerja di sebuah perusahaan asing sebagai Akuntan, sedangkan Ikin memperluas usaha kue cubitnya menjadi kue tabok dan berniat untuk ekspand ke eropa timur, Stela pun sekarang semakin rajin ke masjid untuk beribadah, ternyata ikin berhasil membuat Stela yang nakal menjadi gadis Muslimah, Stela dan ikinpun semakin akrab dan sering bertemu, entah itu itu saat dimasjid atau janjian jalan - jalan ke Eropa.

Ditengah kedekatan mereka ternyata ada sesuatu yang mengganjal dihati Ikin, dia teringat akan kampung halaman yang telah lama ditinggalkan, dipuncak kesuksesan usahanya tersimpat rasa rindu akan kampung halamannya, Ikin ingin pulang kampung untuk melihat keluarganya dan ingin berbakti pada kampung halamannya.

Akhirnya tanpa sepengetahuan Stela, ikin pun pulang ke kampungnya untuk membahagiakan keluarganya dan memajukan kampungnya, Stela tidak mengetahui kepergian Ikin, si Ikin sengaja tidak memberitahu Stela karna dia tidak ingin mengganggu Stela yang sedang menikmati kehidupan barunya sebagai orang yang bersih dan baik.

Stela kecewa karna merasa ikin sudah mengkhianatinya dan pergi meninggalkan saat Stela ingin ada seseorang yang bisa membimbingnya lebih jauh, sempat terfikir oleh Stela untuk kembali menjalani kehidupan malam demi menghapus semua kesedihan yang dia rasakan, tapi niat itu diurungkan dalam – dalam oleh Stela, karna diluar lagi gerimis.

Stela sangat ingin bertemu dengan Ikin dan Stela mulai mencari tau dimana sebenarnya kampung halamannya Ikin, dia mulai bertanya kepada sahabat Ikin, Stela bertanya kepada tukang ager yang juga sahabat dekat Ikin saat Ikin masih aktif di Team Airsoftgun Remaja Masjid. Stela, "mas, saya sudah lama gak liat Ikin, katanya dia pulang kampung, saya sangat ingin bertemu dia, bisa kasi tau alamatnya?", mendengar pertanyaan itu sahabat Ikin langsung terdiam, dia menatap Stela dari ujung kaki sampai ke ujung gang Masjid dan mulai bicara, ternyata jawaban dari sahabat Ikin itu sontak membuat Stela kaget dan terkejut, tidak terfikir oleh Stela tentang hal itu, Tukang Ager, "Alamat ikin kan ada di Bio account twitternya, emang mbak gak follow?"

Stela Shock mendengar jawaban itu, kenapa dulu Ikin gak pernah bilang kalo ada twitter, kan mereka bisa mention2an biar gaul, Akhirnya Stela bisa tau alamat kampung Ikin dan segera menyusul ikin kesana, tanpa sepengetahuan Ikin, Stela sudah berada dirumah Ikin, Stela bertemu dengan Ibunya Ikin yang saat itu tengah waxing di SPA pribadinya, Stela pun bercerita panjang lebar tentang hubungan mereka, Ibunya Ikin gak denger soalnya lagi pake headset sambil muter lagunya Avicii, dia cuma ngangguk - ngangguk dan Stela mengira hubungannya direstui.

Ikin kaget saat pulang melihat ada Stela dirumahnya, dan diapun sedikit kasar menarik Stela keluar untuk bicara, ikin membawa Stela kesebuah jembatan yang gelap dan tidak ada yang melihat mereka berdua, Ikin, "Apa yang kamu lakukan disini? apa yang kamu ceritakan ke Ibu aku?" hardik ikin sedikit kasar, " Aku hanya ingin menemuimu, aku ingin menceritakan betapa aku kehilangan kamu sebagai pemandu jalanku, aku rindu" jawab Stela, Ikin hanya bisa terdiam dan menunduk dalam - dalam, dihatinya sebenarnya dia tidak ingin meninggalkan Stela, tapi dia terpaksa, Ikin hanya belum berani mengutarakan perasaannya, karna dia masih merasa belum pantas untuk mencintai Stela yang lebih sempurna

Ikin, " aku juga sebenarnya menyukaimu, hati ini mampu, perasaan ini mampu tapi keragu raguan menutupi semua itu", saat itu mata Stela dan mata Ikin saling bertatapan dalam jarak dekat, dada mereka berdebar debar, Mereka berdiri berhadapan dengan wajah yang berdekatan, tangan Ikin memegang tangan Stela, jembatan kecil diatas got itu saksi nya, walaupun ikin adalah pemuda yang taat beribadah, namun situasi seperti itu sedikitnya mampu membuat darah pasangan manapun berdesir.

Hujan mulai turun rintik - rintik tanpa mereka sadari, mata Ikin dan Stela masih saling berhadapan dan semakin mendekat, hingga hal itu terjadi..tiba - tiba,* KkKrakk...* jembatan kecil itu patah, kaki Stela kecebur dan Basah, "sshh...aaahh....sakiitt.." suara Stela mendesah karena menahan sakit kakinya yang basah.
TAMAT

Pelajaran yang bisa diambil dari cerita diatas adalah, jangan pernah bikin cerita yang judul sama isi ceritanya gak nyambung sama sekali.

Terima kasih karena telah membuang – buang waktu Anda yang berharga dengan membaca cerpen ini. Hahahahah.

@bandotholic

You Might Also Like

0 comment