Short Stories : Sunset Ended (Dedicated to someone who leave me for the same reasons)
Kamis, Juni 20, 2013Sunset Ended
(Dedicated to someone who leave me for the same reasons)
Kaisha baru saja kehilangan cintanya, dia memutuskan untuk menenangkan diri ketempat yang sepi. Tempat dimana dia, langit dan cahaya hanya bisa bertatap mata untuk bertukar cerita tanpa bahasa - bahasa yang bisa di dengar manusia, hanya kenangan yang dibiaskan ke sinar di ujung dunia lainnya. Dia memilih pantai yang tenang dan berkeluh kesah dengan sinar yang akan segera menghilang, tanpa suara, hingga seorang pria menghampiri memotong ceritanya dengan sinar yang segera sirna"
"untuk apa menatap langit?" sapa sang pria, "Hmmmmm........." Kaisha hanya diam dan menarik nafas panjang, "aku akan pergi jika tidak diijinkan mengganggumu meyendiri" tanya pria itu lagi sambil duduk disebelah Kaisha seolah - olah dia bisa melihat bahwa Kaisha memang membutuhkan seseorang untuk mendengar ceritanya, "aku harus mulai darimana?" tanya Kaisha membalas, "aku hanya diam, kamu yang berbicara" jawab pria itu.
Kaisha mulai bercerita, " aku kehilangan cintaku, aku berharap ini tak pernah terjadi tapi keadaan yang memaksanya begini hingga aku harus meninggalkannya, aku sangat membencinya karna sifatnya yang arogan, aku selalu memikirkan tentang masa depan kami tapi dia terlihat lebih memikirkan masa depannya sendiri, aku bersusah payah menyediakan waktu untuk kami tapi dia terlihat selalu sibuk dengan waktunya sendiri, dia hanya mementingkan pekerjaannya dan tidak aku, kita sudah menjalin hubungan satu tahun lamanya dan selama itu pula aku dianggap sebagai orang kedua, pekerjaan adalah yang nomor satu baginya, aku ingin dia mengerti bahwa aku juga butuh diperhatikan setiap hari, setiap aku berbicara seperti itu meminta waktu untuk berdua dia hanya bilang "jangan kekanak - kanakan", apa salah jika aku ingin dia selalu ada buat aku? apa salah jika aku ingin dia melupakan sejenak pekerjaannya dan memberikan waktu buat aku? untuk apa harta yang di upayakannya hingga dia harus menganggap aku tak ada sebagai kekasihnya, aku tak pernah melihatnya bercengkrama dengan yang lain, aku sangat yakin jika dia adalah pria yang setia dan bisa dipercaya, aku percaya. Hampir seluruh waktunya saat ini untuk pekerjaannya dan sedikit waktu untuku, entah apa yang dia pikirkan untuk masa depan jika hanya terpaku pada pekerjaan?? "
"kamu dan masa depan kalian" jawab pria itu singkat lalu berdiri dan beranjak pergi tanpa berkata - kata lagi, Kaisha hanya terdiam dan merenung dalam - dalam, difikirannya berkecamuk pandangan yang samar - samar tentang masa depan, tentang cepatnya dia mengambil keputusan tanpa menannyakan alasan.
matahari sudah tenggelam, kini hanya gelap yang meyelimuti langit dan pikiran Kaisha, kepada siapa Kaisha akan bercerita, bahkan temannya pun cahaya sudah meninggalkannya.
Kaisha mulai bercerita, " aku kehilangan cintaku, aku berharap ini tak pernah terjadi tapi keadaan yang memaksanya begini hingga aku harus meninggalkannya, aku sangat membencinya karna sifatnya yang arogan, aku selalu memikirkan tentang masa depan kami tapi dia terlihat lebih memikirkan masa depannya sendiri, aku bersusah payah menyediakan waktu untuk kami tapi dia terlihat selalu sibuk dengan waktunya sendiri, dia hanya mementingkan pekerjaannya dan tidak aku, kita sudah menjalin hubungan satu tahun lamanya dan selama itu pula aku dianggap sebagai orang kedua, pekerjaan adalah yang nomor satu baginya, aku ingin dia mengerti bahwa aku juga butuh diperhatikan setiap hari, setiap aku berbicara seperti itu meminta waktu untuk berdua dia hanya bilang "jangan kekanak - kanakan", apa salah jika aku ingin dia selalu ada buat aku? apa salah jika aku ingin dia melupakan sejenak pekerjaannya dan memberikan waktu buat aku? untuk apa harta yang di upayakannya hingga dia harus menganggap aku tak ada sebagai kekasihnya, aku tak pernah melihatnya bercengkrama dengan yang lain, aku sangat yakin jika dia adalah pria yang setia dan bisa dipercaya, aku percaya. Hampir seluruh waktunya saat ini untuk pekerjaannya dan sedikit waktu untuku, entah apa yang dia pikirkan untuk masa depan jika hanya terpaku pada pekerjaan?? "
"kamu dan masa depan kalian" jawab pria itu singkat lalu berdiri dan beranjak pergi tanpa berkata - kata lagi, Kaisha hanya terdiam dan merenung dalam - dalam, difikirannya berkecamuk pandangan yang samar - samar tentang masa depan, tentang cepatnya dia mengambil keputusan tanpa menannyakan alasan.
matahari sudah tenggelam, kini hanya gelap yang meyelimuti langit dan pikiran Kaisha, kepada siapa Kaisha akan bercerita, bahkan temannya pun cahaya sudah meninggalkannya.
0 comment